Hutanku...Rusak ! Langitku... Bocor ! Udara yang aku hisap... Tercemar ! Makanan yang aku makan... Racun ! Hijau Hijauku Hijau Hijau Hijau Dunia ! ... Hijau ...

IndonesiaGreenpeace

Blog indonesiagreenpeace diciptakan untuk mendukung semua usaha-usaha yang pernah dilakukan baik perorangan ataupun organisasi di Indonesia yang peduli terhadap kelestarian wilayah nusantara. Blog ini berisi tentang pahlawan-pahlawan Lingkungan hidup yang menurut Kami sangat berjasa bagi keutuhan Pembangunan Indonesia Bersih, Berisi tentang Rangkuman Blog lainnya yang khusus diciptakan untuk keselamatan lingkungan

Blog Bagus Peduli Lingkungan

Kompas Green Section

Senin, 04 Februari 2008

Sangat penting peran kaum perempuan dalam mengatasi masalah pemanasan global

LAPORAN : SALIM
JAKARTA - SURABAYAWEBS.COM

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Dr. Meutia Hatta Swasono mengatakan sangat penting penting peran kaum perempuan dalam mengatasi masalah pemanasan global yang terjadi sekarang ini. Posisi strategis kaum perempuan dalam mengatasi masalah pemanasan global dapat ditunjukkan dengan fenomena bahwa hampir semua pelaku pemalakan liar yang menggunduli hutan adalah kaum pria.

Hal itu diungkapkan Meutia Hatta saat memaparkan makalahnya berjudul Perubahan Iklim Global, Adaptasi dan Mitigasi yang disampaikan pada Konferensi Peran Perempuan Indonesia Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim yang digelar Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (27/11). Kegiatan simpatik guna mendukung kegiatan Global Warning di Bali itu dibuka Ibu Negara Ani Yudhoyono yang juga menghadirkan pembicara Menneg LH Rachmat Witoelar.

Lebih jauh Meutia Hatta menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud mempersalahkan kaum pria dalam peran sertanya merusak lingkungan, namun alangkah lebih arifnya jika kaum perempuan dilibatkan dalam urusan menjaga lingkungan. Ia sangat yakin, jika kaum perempuan yang diberikan mandat mengelolah hutan dapat dipastikan tidak akan terjadi penggundulan hutan karena sifat-sifat kaum perempuan yang merawat dan menjaga kelestarian.

Menurutnya, sifat-sifat kaum perempuan yang suka akan keindahan tentu berupaya keras menjaga lingkungannya agar tidak rusak. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa memang sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai-nilai kearifan lokal dimana perempuan modern biasanya bertindak lebih praktis sehingga kadang terjadi pemborosan air, penggunaan deterjen berlebihan sehingga dapat juga merusak lingkungan seperti yang dilakukan kaum pria.

Untuk itu, ia mengatakan dalam kesempatan ini diharapkan dapat kembali memberikan kesempatan kepada sifat dasar perempuan yang suka memelihara. Dengan demikian, kaum perempuan dapat lebih menghemat air bersih, hemat listrik, jaga kebersihan lingkungan, dan mengatasi masalah sampah.

Ia mengatakan, sudah saatnya kaum perempuan bangkit sebagai peredam pemanasan global yang sudah sangat mengancam kehidupan manusia di muka bumi. Dari sini, program penanaman pohon yang dilakukan kaum perempuan harus ditingkatkan sehingga seluruh lingkungan menjadi hijau sebagai penampung air dimusim hujan dan tidak kekeringan di musim kemarau.

Menurutnya, sebenarnya peran ini bukan hanya dilakukan kaum perempuan tapi harus mulai ditularkan kepada lingkungan sekitarnya sehingga penggunaan bahan kimia dapat dihindari tapi lebih banyak menggunakan bahan alamiah seperti kompos untuk pupuk dan sebagainya. Dengan adanya kondisi lingkungan yang asri maka bukan saja menghindari terjadinya pemanasan global tapi juga dapat juga menjaga kebersihan yang pada akhirnya dapat mengusur banyak penyakit.

Ia juga mengatakan salut dengan keberhasilan kaum perempuan dalam bidang menjaga lingkungan seperti keberhasilan Pengabdi Lingkungan Ibu Endang Maryatun dari Yogyakarta juga pemenang Kalpataru Ibu Katrina Koni Kii seorang ibu dari Dusun Pokapaka Sumba Barat NTT. Ibu sederhana ini berhasil menghijaukan lahan kritis dengan tanaman kayu cendana, lame, ello, mahoni, dan johar.***

Tidak ada komentar: